Kamis, 05 Februari 2015

ASAL MULA ORANG JAWA

Orang Jawa merupakan salah satu dari tiga ratusan kelompok etnis di Republik Indonesia. Tentang kelompok etnis Jawa ada banyak data, maka saya pergunakan  data ini untuk  menunjukkan, bagaimana kelompok etnis atau suku bangsa ini terbentuk.
Ciri khas setiap kelompok etnis adalah budaya dan bahasanya. Budaya dewasa ini terkenal, tetapi inilah hasil suatu perkembangan dalam kurun waktu yang lama. Proses perkembangannya dapat diselidiki dari dokumen yang ada, antara lain yang ditemukan oleh para ahli arkeologi.
Namun ini tidak cukup untuk mengatakan, kapan kelompok etnis mulai terbentuk, karena makin jauh ke belakang, makin sedikit penemuannya. Di sini dapat diminta bantuan linguistik historis komparatif. Linguistik historis komparatif membandingkan seratus kata dalam bahasa-bahasa. Dari jumlah kata yang sama dan kata berbeda dalam dua bahasa dapat dihitung,  kira-kira kapan dua bahasa terpisah satu dari yang lain. Karena justeru perpisahan merupakan awal terbentuknya kelompok etnis.
Paleoantropologi dapat menjelaskan bentuk badan masa lampau. Dewasa ini analisis DNA dapat menambah banyak informasi mengenai saling hubungan antara populasi-poulasi.
Pada tahun 1891 Eugene Dubois menemukan fosil manusia purba di pinggir bengawan Solo, dekat desa Trinil. Fosil ini berasal dari 700.000 tahun yang lalu. Pada tahun 1936 di Perning dekat Mojokerto ditemukan tengkorak seorang anak purba, yang berasal dari 1.8 juta tahun yang lalu. Berarti pulau Jawa dihunyi sekitar 2 juta tahun lalu.
Satu juta tahun yang lampau mulai Pleistosin, zaman es terakhir. Pada waktu itu sekian banyak air hujan terikat sebagai es dekat kutup dan di pegunungan, sehingga permukaan laut turun sekitar 200 meter. Akibatnya berubah bentuk geografisnya.
Sumatera, Kalimantan, Jawa dan Bali tergabung dengan daratan Asia. Dikenal sebagai Sundaland. Pulau-pulau sebelah tenggara tergabung dengan Australia,  merupakan Sahulland. Walaupum demikian,  migrasi dari daratan Asia ke kepulauan Nusantara hamper tidak mungkin, karena terbentuk halangan berupa pegunungan tertutup es.
Hanya dekat laut ada “pintu” yang sempit, yang mengizinkan migrasi ke arah selatan. Zaman es berakhir sekitara 11 ribu tahun yang lalu. Permukaan laut mulai naik lagi.
Tengkorak yang ditemukan di Wajak berusia 40.000 tahun. Karena memiliki sifat Mongolid, maka dianggap sebagai leluhur semua penduduk pulau Jawa,
Guna menentukan waktu awalnya kelompok etnis Jawa, perlu dicari bantuan linguistik historis komparatif. Artinya perlu dicari, kapan  kelompok etnis Jawa terlepas dari rumpun bersama. Sekitar 2246 tahun yang lalu bahasa Jawa dan Sunda terpisah dari rumpun bersama.
Lalu sekitar 80 tahun kemudian bahasa Sunda terpisah dari rumpun bersama ini. Jadi kelompok etnis Jawa berusia 2168 tahun.
Perkembangan budaya Jawa  selanjutnya di bawah pengaruh buddisme, hinduisme dan islam. Ini kita kenal dari buku sejarah.         Sedikit lebih dahulu terbentuk kelompok etnis Madura, Bali dan Sasak di Lombok.**
       
         
Natal Pertama dan Natal Tahun 2014
Sebuah Refleksi
Yoanis Lalang*

 Perayaan Natal dipenghujung tahun, sudah tentu bukan tanpa makna. Natal dapat dimaknai antara lain sebagai berikut : Pertama, Natal mengenang kembali kelahiran Yesus Kristus, Sang Juru Selamat, dan kedua, Natal menjadi momentum evaluasi dan refleksi atas perjalanan hidup, karya dan keluarga sepanjang satu tahun.

Mengenang kembali peristiwa di Betlehem, lebih dari 2000 tahun yang lalu, Yesus dilahirkan dalam kesederhanaan. Ia dilahirkan dalam sebuah kandang hewan peliharaan, dibungkus dengan kain lampin dan dibaringkan dalam sebuah palungan kayu yang tak berharga. Peristiwa kelahiran Yesus pun disaksikan oleh orang-orang  yang biasa saja, para gembala yang sedang menjaga kawanan ternak mereka di padang. Suasana di kandang sederhana, begitu hangat, tenang, teduh dan penuh kedamaian yang tak terkatakan. Natal pertama sungguh diwarnai dengan kedamaian.

Kisah kelahiran Yesus yang tampak tidak berarti dan sangat sederhana ini, masih dapat bertahan tak lekang oleh waktu, mengarungi waktu dan selalu relevan dengan kehidupan umat manusia sepanjang masa. Setiap tahun, setiap generasi di seluruh bumi, baik secara langsung ataupun tidak, mendengar, mengenang dan memperingati kejadian bersejarah dan berahmat tersebut dengan caranya masing-masing.

Kini, di tahun 2014, kita akan kembali memperingati kelahiran Sang Juru Selamat. Natal bukan kegiatan rutinitas tahunan yang membosankan bahkan meletihkan. Namun natal merupakan kegembiraan, harapan dan penuh reflektif. Cerita tentang Natal Pertama nampak jelas bercerita tentang keluarga. Ada Yosef, Maria dan Putera Tunggal Yesus Kristus. Cerita Natal Pertama menjadi inspirasi, spirit dan teladan dalam membangun hidup berkeluarga.

Ada nilai kesederhanaan, ketenangan, kedamaian dan option fot the poor. Ketenangan, pada saat itu tidak tersedia satu pun kamar yang kosong di rumah-rumah penginapan bagi ibu-Nya, Maria, serta Yosef, suaminya. Maria dan Yosef tidak panik, tidak hilang akal. Kesederhanaan, Yesus dilahirkan dikandang dan dibaringka di palungan, jauh dari unsur kemewahan. Kedamaian, suasana yang tenang dan teduh dengan nyanyian pujian bergema di padang. Option for the poor, yang menjadi saksi kelahiran orang biasa-biasa saja. Para gembala dan kemudian orang Majus dari Timur.

Di bulan Desember ini, hampir satu tahun berlalu, pertanyaan evaluatif dan reflektif, sudahkah nilai-nilai Natal Pertama menjadi bagian dalam membangun hidup berkeluarga saat ini? Karenanya evaluasi menjadi penting dan strategis. Esensi dari evaluasi adalah refleksi atas proses untuk melihat kebelakang dan ke depan. Evaluasi pun merupakan usaha belajar dari pengalaman sekaligus memberi nilai atas apa yang telah dilakukan. Kegembiraan atas nilai-nilai yang telah dimaknai dalam perjalan satu tahun ini. Harapan akan perbaikan aplikasi nilai-nilai dalam kehidupan berkeluarga diwaktu yang akan datang.

Nilai-nilai Natal Pertama, dikontekstualisasikan dalam hidup berkeluarga saat ini, ketenangan, manusia tak lepas dari masalah. Apalagi dalam keluarga pasti selalu ada masalah. Bapa, Mama dan Anak-anak, tidak boleh panik, harus tetap tenang mengatasi dan memberikan solusi terbaik bagi keluarga. Kesederhanaan, keluarga harus dibangun dalam rasa kesederhanaan, tidak perlu harus hidup dalam kemewahaan. Namun yang wajar dan realistis. Kedamaian, nilai ini harus tumbuh dan berkembang dalam keluarga antara Bapa, Mama dan Anak. Dalam kedamaian sudah tentu ada kasih sayang dan cinta yang menjadi tuntunan dalam hidup bersama. Option for the poor, keluarga harus peduli dan solider dengan sesama yang kurang beruntung. Keluarga harus menjadi saksi dan pembawa warta gembira bagi orang lain yang memerlukannya.

Momentum Natal harus menjadi titik awal membangun habitus baru dengan berpijak atas evaluasi dan refleksi atas nilai-nilai Natal. Habitus baru dalam membangun hidup berkeluarga yang tenang, sederhana, damai dan peduli bagi sesama. Selamat Natal.**

*Sekretaris II DPP Kristus Raja Wangatoa Lembata


Kardinal Tauran mencela pembunuhan pasangan Kristen di Pakistan  

Kardinal Jean-Louis Tauran, Presiden Dewan Kepausan untuk Dialog Antar agama mengecam pembunuhan pasangan muda di Pakistan, yang telah dituduh menghujat.
Dalam sebuah wawancara dengan Radio Vatikan, Kardinal menambahkan bahwa ia terkejut oleh "tindakan barbar itu".
Menurut  Cristian pengacara pasangan muda itu, pada hari Selasa Shahzad dan Shama dipukuli oleh massa Muslim yang marah dan kemudian dibakar hidup-hidup. Polisi  melaporkan bahwa pasangan muda itu dipukuli sampai mati dan kemudian tubuh mereka dibakar.
"Jelas, ini tindakan tidak manusiawi yang sungguh membuat kita sulit mengerti, kata kardinal. Yang memprihatinkan bahwa agama seakan dijadikan sebagai sarana untuk melakukan kejahatan.  Padahal sebuah agama tidak dapat membenarkan tindakan kejahatan seperti itu. Semua agama mengajarkan damai dan dan pengampunan”.
Kardinal mencatat bahwa sudah ada sekitar 60 eksekusi sejak hukum penghujatan diadopsi. Dia menyerukan pentingnya intervensi pihak internasional dalam hal ini. Minimal menyangkut persoalan kemanusiaan dan solidaritas, diperlukandialog yang baik dan bijaksana.  Sejak intervensi urusan dalam negeri Pakistan tidak tepat, kata kardinal, legislator harus dibantu untuk memahami bahwa hukum harus menghormati martabat manusia.
Kardinal Tauran mengatakan, Gereja harus konsisten dan berani mencela tindakan kekerasan publik.  Ia mengharapkan agar para pemimpin Muslim berani menunjukkan sikap dan melakukan hal yang sama. Tauran juga mengatakan, “Umat Islam juga menjadi korban aksi-aksi kekerasan, karena tindakan orang-orang itu  memberikan citra yang sangat negatif tentang Islam, oleh karena itu, para pemimpin Muslim pun perlu mengutuk tindakan tersebut secara tegas" katanya.

Kardinal mengatakan, solidaritas adalah cara yang tepat untuk terus memberikan harapan kepada orang-orang Kristen yang menghadapi ancaman dan kekerasan sehari-hari. Dia juga menggarisbawahi beberapa inisiatif  damai yang dilakukan oleh Gereja di Timur Tengah. "Kita perlu bertumbuh dalam persaudaraan" katanya, yang merupakan thema dari Hari Damai Se-Dunia.  

HUMOR ROHANI:

PERHATIKAN DOMBA-KU DAN FIRMAN-KU 

Suatu hari Seoramg pemuda berpapasan dengan seorang gembala kambing. Terjadilah percakapan diantara keduanya seperti ini.

Pemuda       : Pak, boleh nanya nih?
Gembala      : Boleh
Pemuda       : Kambing-kambing Bapak sehat sekali. Bapak kasih makan apa?
Gembala      : Yang mana dulu nih? Yang hitam atau yang putih?
Pemuda       : Mmm…yang hitam dulu deh…
Gembala      : Oh, kalau yang hitam, ia makannya rumput gajah

Pemuda       : Oh kalau yang putih?
Gembala      : Yang putih juga…
Pemuda       : Hmmmm….kambing-kambing ini kuat jalan berapa kilo Pak?
Gembala      : Yang mana dulu nih? Yang hitam atau yang putih?
Pemuda       : Mmmm yang hitam dulu deh…
Gembala      : Oh, kalau yang hitam, 4km sehari
Pemuda       : Kalau yang putih?
Gembala      Yang putih juga…

Medengar jawaban itu, si pemuda mulai gondok.

Pemuda       : Kambing ini menghasilkan banyak bulu nggak Pak per tahunnya?
Gembala      : Yang mana dulu nih? Yang hitam atau yang putih?
Pemuda         :  (dengan kesalnya) yang hitam dulu deh..
Gembala      : Oh yang hitam banyak…10 kg/tahun.
Pemuda       : Kalau yang putih?
Gembala      : Yang putih juga
Pemuda       : BAPAK KENAPA SIH SELALU NGEBEDAIN KEDUA KAMBING INI, KALO
                       JAWABANNYA SAMA ?      
Gembala      : Oh begini Dik. Soalnya yang hitam itu punya saya…

Pemuda       : Oh, begitu Pak. Maaf, kalo saya emosi…kalo yang putih?
Gembala      : Yang putih juga
Pemuda         :  Iya sama saja pak …..sambil pergi meninggalkan si gembala dengan kesal


Humor ini menyampaikan pesan bahwa  : Seorang gembala yang baik tidak boleh nembedakan domba2nya
Paus Francis: Doa sebagai saksi bagi persaudaraan

Paus Franciskus menerima peserta pertemuan dalam Majelis Nasional Italia yang ke 54 di Trivoli, yang terdiri dari  para Pemimpin Agama. Mereka bertemu untuk mengeksplorasi peran spesifik dari hidup bakti dalam misi yang lebih luas dari Gereja, sesuai dengan harapan yang tertulis dalam Evangelii Gaudium - Sukacita Injil.


Dalam sambutannya yang disiapkan untuk acara ini, Paus Franciskus berbicara tentang kehidupan persaudaraan sebagai elemen tak terpisahkan dari dunia saat ini. "Persaudaraan ini, bagaimanapun, mensyaratkan Kebapaan Allah, ibu Gereja dan dari Perawan Maria," katanya. “Setiap hari kita harus menempatkan diri dalam hubungan ini dan perlu melakukannya dengan  Adorasi, berdoa Rosario dan menghadiri Ekaristi Kudus”. ** 

TUJUH TAHUN MERINDUKAN MOMONGAN
 MOB MEMBERI JAWABAN
Dra. Praxedis Sadipun
“sudah  7 tahun Kami menikah tetapi belum punya momongan. Kami sudah ke dokter, dan beberapa Paranormal, sudah mengkonsumsi berbagai obat, menjalani pantangan dan berbagai macam nasihat, namun belum berbuahkan hasil.  Banyak biaya kami keluarkan, sebagian harta kami ludes hanya untuk mendapatkan anak”. Inilah keluhan sepasang suami-isteri yang lagi merindukan hadirnya seorang anak di tengah keluarga mereka.
Bagaimana jalan keluarnya ? Pasangan suami-isteri ini diajak belajar KBA-MOB melalui satu kegiatan Kursus Dasar MOB. Apa yang mereka pelajari ? Bersama peserta kursus lainnya, mereka diajar untuk mengenal, memahami gejala alamiah baik yang dialami pria maupun oleh perempuan. Bahwa tanda dan gejala alamiah yang Tuhan berikan mempunyai arti dan makna tertentu, dan khusus sebagai suami-isteri, mereka dipanggil untuk mengambil-bagian dalam melanjutkan karya penciptaan manusia baru.
Apa saja yang dipelajari dari  “Metode 0vulasi Billings” (MOB) ? Metode ini bersifat  alamiah, berarti tidak menggunakan bantuan obat dan alat kontrasepsi dan tanpa operasi. Falsafah MOB adalah: ‘menghormati kehidupan sejak dini/sejak pembuahan’ anti aborsi tapi  pro-life, cinta kehidupan. Dasar mempelajarinya  yaitu dengan mengenal  semua gejala alamiah yang dialami   perempuan, dimana tanda dan gejala tersebut bisa menjadi pratanda ‘masa subur dan masa tidak subur’ seorang  perempuan.
Tanda dan gejala macam apa ya ?  Untuk menjawabnya  kita perlu tahu nama 6 jenis metode KB Alamiah yakni: M. Kalender, M. Temperatur, M. 0vulasi Billings, M. Keefe, M. Simto-Termal  dan M. Laktasi. Metode KBA yang paling modern, yang sedang diterapkan pada ratusan Negara dunia masa kini adalah Metode 0vulasi Billings (MOB).        
 Mengapa Billings ? Karena penemunya bernama Dr. Jhon. J. Billings, seorang dokter spesialis saraf dan isterinya Dr. Evelyn Billings seorang spesialis anak, yang telah dipakai Tuhan untuk  memberi kepada dunia satu cara mengatur  kelahiran secara alamaih tanpa alat-alat kontrasepsi,  dalam rangka mengatasi ledakan penduduk dunia.
Dr. Billings adalah salah satu pengguna metode Kalender, namun berdasar pengalaman, metode ini tidak memberi kenyamanan bagi keluarganya. Sejak 1953 ia mulai  mempelajari beberapa buku dan majalah dan membuat penelitian dan dengan bantuan  istrinya dan 2 ilmuwan lain (Prof. Erik Odeblad dan Prof. James Brown)  akhirnya ia berhasil  menemukan metode alamiah baru untuk mengatur jarak kelahiran dan memberinya nama :  “Metode Ovulasi Billings”.
 Bagaimana teori MOB untuk yang sulit hamil? Jika suami-istri sehat, MOB bisa membantu. Caranya: pihak istri belajar mengenal siklus haidnya, apakah dia mempunyai  jenis siklus 3 minggu (siklus pendek),  siklus 4 minggu atau  siklus 5 minggu. Dalam satu siklus haid, ada 4 fase (fase haid-fase kering pertama- fase subur-fase kering kedua);  pada siklus pendek hanya ada 3 fase (fase haid-langsung fase subur dan fase kering ke-2). Bagi pasangan yang ingin mempunyai anak dianjurkan menggunakan pada fase subur.
Kita kembali kepada pasutri yang tujuh tahun mencari solusi untuk mendapat  momongan;  Setelah mengikuti pelajaran dalam kursus MOB, mereka mengernyitkan dahi, sambil berbisik…koq tidak ada materi yang mengajarkan tentang teori  hari ke-14 untuk hamil ? Benar, dalam MOB tidak diajarkan, hari ke-3 atau ke-13 atau ke-20 dst. MOB berdasarkan hasil pengamatan hari demi hari. Awal belajar MOB yaitu belajar mengenal siklus.  Jika siklus pendek, dan mencari hari ke-14 untuk bisa hamil, pasutri bersangkutan sampai akhir hayatnya tidak akan sukses.
Seperti  pasutri ini, mereka pun selama tujuh tahun menerapkan teori yang kurang tepat sehingga tujuh tahun tidak sukses. Setelah belajar mengamati diri, ternyata ibu  mempunyai siklus pendek, haid langsung subur. Mereka lalu terapkan aturan MOB, dan tidak perlu menunggu  sampai tujuh tahun untuk bisa hamil. Satu siklus belajar, siklus berikut terapkan aturan MOB, langsung berhasil, ibu hamil dan melahirkan seorang anak perempuan.
Bagaimana jika istri mempunyai jenis siklus lima minggu ? Siklus lima minggu, sama ada empat  fase, tapi fase kering pertama, agak panjang sehingga fase suburnya diundur. Jika ingin punya anak lalu menggunakan rumus yang keliru pasti gagal. Bagaimana tahu jika sudah fase subur ? Fase subur ditandai  dengan rasa basah, makin hari makin licin disertai hadirnya lendir bening yang berubah sifat hari demi hari.
Jika rasa basah/licin berhenti, itu dinamakan hari ‘Puncak’,  hari paling subur dalam siklus. Pada hari Puncak, dalam tubuh seorang perempuan terjadi ‘Ovulasi’. Ovulasi 99 %  terjadi pada hari pertama setelah hari Puncak. Sel telur bertahan hidup sampai hari ke-dua. Ada kemungkinan ovulasi terjadi pada hari ke-dua setelah hari Puncak dan  telur masih  bertahan hidup sampai hari ke-tiga. Sehingga fase subur dimulai dari hari pertama rasa basah sampai hari puncak ditambah 3 hari. Mulai  hari ke-empat sesudah hari puncak sampai akhir siklus merupakan fase aman  ke-dua. MOB sehat, aman, ilmiah, tanpa efek samping. MOB bisa membantu pasangan yang sulit hamil. MOB juga dapat membantu  merencanakan jenis kelamin anak.

Bagi Anda yang ingin mendapatkan informasi ‘MOB’ dapat menghubungi kami ke Kantor Pusat (PUSIMOB Nasional-WOOMB Indonesia) melalui  Tlp/Fax: 0341-570002/HP: 085239311433; email: pusimob@gmail.com atau ke Cabang-cabang PUSIMOB (Yogyakarta, Jakarta, Palembang, Malang, Maumere/NTT) , KOMKEL/RS/BKIA/Klinik terdekat.
Soal: Batas Pengobatan Orangtua
Kana yth.,
Kami dua bersaudara menghadapi soal yang rumit. Ibu kami sudah meninggal dunia, tinggal ayah yang kini berusia 75 tahun dan sakit serta tak sadar.
Adik saya dan saya sendiri hidup pas-pasan. Saya sudah menjual mobil dan rumah untuk membiayai pengobatan ayah yang tak kunjung sembuh. Kami tak tahu lagi apa yang harus kami buat, juga sebagai balas budi.

(S&M)

Jawab:

 Sdr.S dan M yth.

1. Anda sudah banyak berkurban. Seandainya ayah Anda sadar dan dapat mengatakannya, 
    saya kira ia akan berkata: “Sudah cukup, pakailah uang itu untuk keperluan keluargamu
    sendiri. Berapa lama tambahan waktu aku hidup di dunia ini dan dalam keadaan yang
    bagaimana? Mau apa lagi? Tugasku sudah selesai. Biarlah aku dibebaskan dari pende-
    ritaan dan perkenankanlah aku meninggal”.

2. Tentulah timbul beberapa soal dalam hati Anda:
   a. Bagaimana kewajiban anak terhadap orangtuanya. Saya ingat akan hukum IV:
      “Hormatilah ibu bapamu”.
   b. Bagaimana ajaran Gereja Katolik dalam hal ini (kesehatan dan menghormat
       orangtua)?
3. Sikap Gereja Katolik sering kurang dipahami pelbagai pihak.
   a. Dengan gigih Gereja membela kehidupan manusia, maka tak menyetujui tindakan
       yang dianggap kurang menghargainya, misalnya penelitian sel punca yang menghan-
       curkan embrio, meskipun demi penyembuhan sejumlah penyakit.  
       Posisi Gereja ditegaskan lagi dalam dokumen baru (Desember 2008) yang berjudul
       “Dignitas Personae”.
   b. Posisi Gereja Katolik jelas bukan hanya dalam soal canggih, melainkan dalam soal
       biasa seperti aborsi dan eutanasi.

4. Tetapi Gereja Katolik tidak ekstrem, melainkan masuk akal.
    Hidup dan kesehatan adalah anugerah dan tugas sekaligus, dari awal sampai akhir.
    Dalam moral katolik dibedakan antara pengobatan (“to cure”) dan perawatan (“to
    care”).
    Pemeriksaan kesehatan oleh dokter dapat sampai pada kesimpulan bahwa pasien tak
    dapat disembuhkan, sehingga pengobatan sia-sia belaka, bahkan menimbulkan banyak
    penderitaan.
    Dalam hal pengobatan dihentikan, perawatan harus terus jalan. Dengan perawatan
    dimaksudkan pemberian makan-minum, kebersihan dan kenyamanan sebisa-bisanya.

5. Tak seorangpun dapat dituntut melebihi kemampuannya.
    Maka jika orang tak mampu membayar rekening pengobatan ayahnya, mau apa lagi?
    Sayang bahwa seringkali benar di Indonesia: “Orang miskin harus mati lebih dulu”.
    Mungkin baik juga terus terang mengatakan kepada dokter (atau rumah sakit)
    bahwa Anda tidak mampu memikul biaya pengobatan.

6. Tanggung jawab atas hidup
   a. Manusia wajib memelihara hidup sejak pembuahan sampai kematian alamiah.,
      dengan cara-cara proporsional (seimbang).
   b. Hidup manusia biasanya campuran suka-duka, dan mempunyai aneka keterbatasan.
       Setiap hidup dalam dunia fana ini terbatas kurun waktunya. Pada suatu saat manusia
       pasti akan mati; kita tidak tahu kapan dan bagaimana.
   c. Dalam sejarah ada banyak contoh terkenal, seperti: Ramon Sampredo (1943-1998),
       Karen Ann Quinlan (1954-1985), Terri Schiavo (1963-2005)  Piergiorgio Welby 
       (1945-2006), Eluana Englaro (1970-2009).
   d. Tetapi ada jauh lebih banyak kasus kurang terkenal.

7. Batas terapi
   a. Kewajiban memelihara hidup tidak mati-matian (“at any cost”),
       melainkan menurut prinsip proporsionaslitas.  
   b. Prinsip proporsionalitas
       Saya hindari istilah yang dulu sering dipakai “sarana biasa dan luarbiasa” karena da-
       pat menimbulkan salah paham yang dijernihkan Takhta Suci, misalnya pemberian
       makan minum secara canggih seperti terjadi di Amerikan Serikat. Pada tanggal 1-8-
       2007 Takhta Suci menjawab: wajib memberi nutrisi artifisial dan menghindari de-
       hidrasi untuk mencegah kematian.
       Proporsionalitas meliputi:
1)      Perlunya sarana
2)      Kecocokan sarana
      3)   Tidak berlebihan

   8. Beberapa sumber acuan:
       1997: Katekismus Gereja Katolik art.2266-2267
       2007: Jawaban Kongregasi Ajaran Iman soal nutrisi artifisial
       2008: Dignitas personae
                                                                                  Teriring salam dan doa
                                                                                     PG untuk dan a.n. KANA