Kamis, 05 Februari 2015

Natal Pertama dan Natal Tahun 2014
Sebuah Refleksi
Yoanis Lalang*

 Perayaan Natal dipenghujung tahun, sudah tentu bukan tanpa makna. Natal dapat dimaknai antara lain sebagai berikut : Pertama, Natal mengenang kembali kelahiran Yesus Kristus, Sang Juru Selamat, dan kedua, Natal menjadi momentum evaluasi dan refleksi atas perjalanan hidup, karya dan keluarga sepanjang satu tahun.

Mengenang kembali peristiwa di Betlehem, lebih dari 2000 tahun yang lalu, Yesus dilahirkan dalam kesederhanaan. Ia dilahirkan dalam sebuah kandang hewan peliharaan, dibungkus dengan kain lampin dan dibaringkan dalam sebuah palungan kayu yang tak berharga. Peristiwa kelahiran Yesus pun disaksikan oleh orang-orang  yang biasa saja, para gembala yang sedang menjaga kawanan ternak mereka di padang. Suasana di kandang sederhana, begitu hangat, tenang, teduh dan penuh kedamaian yang tak terkatakan. Natal pertama sungguh diwarnai dengan kedamaian.

Kisah kelahiran Yesus yang tampak tidak berarti dan sangat sederhana ini, masih dapat bertahan tak lekang oleh waktu, mengarungi waktu dan selalu relevan dengan kehidupan umat manusia sepanjang masa. Setiap tahun, setiap generasi di seluruh bumi, baik secara langsung ataupun tidak, mendengar, mengenang dan memperingati kejadian bersejarah dan berahmat tersebut dengan caranya masing-masing.

Kini, di tahun 2014, kita akan kembali memperingati kelahiran Sang Juru Selamat. Natal bukan kegiatan rutinitas tahunan yang membosankan bahkan meletihkan. Namun natal merupakan kegembiraan, harapan dan penuh reflektif. Cerita tentang Natal Pertama nampak jelas bercerita tentang keluarga. Ada Yosef, Maria dan Putera Tunggal Yesus Kristus. Cerita Natal Pertama menjadi inspirasi, spirit dan teladan dalam membangun hidup berkeluarga.

Ada nilai kesederhanaan, ketenangan, kedamaian dan option fot the poor. Ketenangan, pada saat itu tidak tersedia satu pun kamar yang kosong di rumah-rumah penginapan bagi ibu-Nya, Maria, serta Yosef, suaminya. Maria dan Yosef tidak panik, tidak hilang akal. Kesederhanaan, Yesus dilahirkan dikandang dan dibaringka di palungan, jauh dari unsur kemewahan. Kedamaian, suasana yang tenang dan teduh dengan nyanyian pujian bergema di padang. Option for the poor, yang menjadi saksi kelahiran orang biasa-biasa saja. Para gembala dan kemudian orang Majus dari Timur.

Di bulan Desember ini, hampir satu tahun berlalu, pertanyaan evaluatif dan reflektif, sudahkah nilai-nilai Natal Pertama menjadi bagian dalam membangun hidup berkeluarga saat ini? Karenanya evaluasi menjadi penting dan strategis. Esensi dari evaluasi adalah refleksi atas proses untuk melihat kebelakang dan ke depan. Evaluasi pun merupakan usaha belajar dari pengalaman sekaligus memberi nilai atas apa yang telah dilakukan. Kegembiraan atas nilai-nilai yang telah dimaknai dalam perjalan satu tahun ini. Harapan akan perbaikan aplikasi nilai-nilai dalam kehidupan berkeluarga diwaktu yang akan datang.

Nilai-nilai Natal Pertama, dikontekstualisasikan dalam hidup berkeluarga saat ini, ketenangan, manusia tak lepas dari masalah. Apalagi dalam keluarga pasti selalu ada masalah. Bapa, Mama dan Anak-anak, tidak boleh panik, harus tetap tenang mengatasi dan memberikan solusi terbaik bagi keluarga. Kesederhanaan, keluarga harus dibangun dalam rasa kesederhanaan, tidak perlu harus hidup dalam kemewahaan. Namun yang wajar dan realistis. Kedamaian, nilai ini harus tumbuh dan berkembang dalam keluarga antara Bapa, Mama dan Anak. Dalam kedamaian sudah tentu ada kasih sayang dan cinta yang menjadi tuntunan dalam hidup bersama. Option for the poor, keluarga harus peduli dan solider dengan sesama yang kurang beruntung. Keluarga harus menjadi saksi dan pembawa warta gembira bagi orang lain yang memerlukannya.

Momentum Natal harus menjadi titik awal membangun habitus baru dengan berpijak atas evaluasi dan refleksi atas nilai-nilai Natal. Habitus baru dalam membangun hidup berkeluarga yang tenang, sederhana, damai dan peduli bagi sesama. Selamat Natal.**

*Sekretaris II DPP Kristus Raja Wangatoa Lembata


Tidak ada komentar:

Posting Komentar