Selasa, 03 Februari 2015

25 TAHUN KARYA MISI SSpS DI SUMBA

Sejarah Singkat SSpS, Visi, Misi dan Spiritualitas
Arnoldus Janssen adalah seorang imam projo di keuskupan Munster  setelah ditabiskan imam, beliau giat dalam kerasulan doa dan berminat serta tertarik kepada karya misi. Beliau adalah pendiri tiga Serikat Misi yakni SVD (Societas Vebi Divini)  yang didirikan pada tanggal 08 September 1875 di Steyl Belanda, kemudian pada tanggal 08 Desember 1889, Arnoldus mendirikan  SSpS  (Congregatio Servarum Spiritus Sancti atau Kongregasi suster-suster Misi Abdi Roh Kudus. Lalu pada tanggal 08 Desember 1896 Arnoldus mendidrikan serikat misi yang ketiga yakni  SSpS AP (Congregatio Servarum Spiritus Sancti Adoratione Perpetua) atau Kongregasi suster-suster Misi Abdi Roh Kudus Penyembahan Abadi.
Adapun  tujuan awal dari tiga Tarekat Misi yang didirikan Arnoldus Janssen ini ialah, agar Sabda Allah diwartakan kepada semua bangsa khususnya bangsa-bangsa kafir, lewat cara kerja, spiritualitas dan tujuan dari kongregasi masing-masing. Visi dan Misi dari tiga Tarekat Misi di atas tercermin dalam kalimat Latin ini:  Vivat Deus Unus et Trinus in Cordibus Hominum (Hiduplah Allah Esa dan Tritunggl di dalam hati semua manusia). Ketiga Tarekat Misi ini memiliki spiritualitas yang sama yakni, Spiritualitas Trinitaris dengan memuja Allah Bapa, menghormati Allah Putra dan  menyembah Allah Roh Kudus.
SSpS Masuk di Indonesia
Para  SSpS masuk menginjakan kakinya di Tanjung Periok-Jakarta 28 Februasri 1916. Pada tanggal 13 Januari 1917 tiba di Ende dan berlayar terus menuju Sikka-Lela. Namun perlu diketahui juga bahwa saudaranya SVD sudah mendahului dan tiba di Lahurus pada tanggal 1 Maret tahun 1913. P. Petrus Noyen, SVD menerima secara resmi karya misi dari tangan Misionaris Jesuit. Namun saat itu Flores belum diserahkan pada SVD. Baru pada tanggal 20 Mei 1915 para misionaris Jesuit menyerahkan misi Flores. Setelah penyerahan,  pusat misi di Lahurus – Timor pindah ke Ndona-Ende dan sejak saat itu P. Petrus Noyen, SVD berkedudukan di Ndona.
Pada tanggal 08 Desember 2014, SSpS sejagat akan merayakan Yubelium 125 Tahun berkarya di dunia. Sedangkan di Indonesia SSpS akan merayakan 95 Tahun kehadiran dan karya mereka. SSpS Indonesia adalah sebuah kongregasi tarekat misi yang besar, yang meliputi  5 Provinsi yakni: Provinsi SSpS Timor yang meliputi seluruh Pulau Timor (Timor Indonesia) dengan pusatnya di Atambua. Provinsi SSpS  Flores Timur, meliputi Kabupaten Flores Timur, Kabupaten Sikka dan Kabupaten Ngada, Kabupaten Ende serta pulau-pulau sekitanya yang berpusat di Kewapante. Provinsi SSpS Flores Barat, meliputi seluruh Manggarai, Pulau Sumba dan Bima, yang pusatnya di Leda-Ruteng. Provinsi SSpS Jawa yang meliputi Pulau Jawa, Bali, Lombok dan Sumatra yang pusatnya di Surabaya, dan Provinsi SSpS Kalimantan yang berpusat di Palangkaraya – Kalimantan Tengah.
Jumlah anggota SSpS sedunia per 2014 adalah 4.456 Suster. Sedangkan dari total jumlah anggota SSpS asal Indonesia ada 120 misionaris SSpS yang berkarya di luar Indonesia. Khusus Provinsi SSpS Flores Barat, total anggotanya 114 Suster, dari jumlah ini ada 27 suster yang bekerja di luar negeri. Sedangkan yang bekerja di Sumba 17 Suster.
Karya Misi SSpS di Indonesia berada di 15 Keuskupan dengan bidang karya pelayanan yang ditangani antara lain di bidang, Pendidikan (TKK-Perguruan Tinggi), Kesehatan, Kerasulan Keluarga, Administrasi Perkantoran, Pastoral, Urusan Rumah Tangga di Lembaga-Lembaga Gereja dan Sosial Kemanusian, Karitatif dan lain-lain.
SSpS di Sumba
SSpS masuk Sumba, tepatnya di paroki Waingapu pada tanggal 13 Juni 1989. Mereka datang ke Sumba atas permintaan uskup Weetabula, Mgr. Gerulfus Kherubim Pareira, SVD (kini Uskup Maumere). Kedatangan para suster SSpS dikhususkan untuk berkarya di Kabupaten Sumba Timur, sebab pada waktu itu belum ada suster-suster yang berkarya di sana. Para Misionaris SSpS perdana yang tiba di Sumba Waingapu yakni Sr. Cristofora, SSpS, Sr. Maryati, SSpS, Sr Mery Bernad, SSpS, Sr. Maria Anjelina SSpS dan Sr. Maria Caritas,SSpS. Mereka diterima resmi oleh Bapak Uskup, pastor paroki dan Dewan Paroki dan Umat Waingapu di Wara dalam misa yang mulia.
Pada awalnya mereka berkarya di bidang pendidikan dengan membantu mengajar di TKK SD, SMP dan SMA Anda Luri. Mereka juga berkarya di bidang kerasulan keluarga, litugi gereja dan di bidang pewartaan-katekese.
Kini di usianya yang ke 25 - Pesta Peraknya, SSpS Sumba telah berkembang baik dalam rumah-rumah komunitas, maupun pertambahan jumlah anggota komunitas juga atas dasar kesaksian hidup, akhirnya muncul banyak panggilan menjadi suster-suster SSpS. Data per-01 Juni 2014 menunjukkan bahwa terdapat lima komunitas SSpS di Keuskupan Weetebula. Dengan jumlah anggota sebanyak 17 Suster.
Komunitas-komunitas antara lain: Komunitas SSpS St. Mikael Prailiu - Wara, Waingapu (1989), yang beranggotakan 5 Suster. Komunitas SSps Santa Maria Ratu Semesta Alam, Lewa-Sumba Timur (1991) yang beranggotakan 4 Suster. Komunitas SSpS  St. Paulus Ngalu-Sumba Timur (1996), yang beranggotakan 3 Suster. Komunitas SSpS St. Yosef Freinademetz Palakahembi/Melolo Sumba Timur (2004), yang berangotakan  3 Suster). Komunitas SSpS Beata Yosefa Weetebula (2008), yang beranggotakan 4 Suster. Selain itu, telah terbentuk dua persaudaraan Misionaris Roh Kudus yang terdapat di Palakahembi dan Lewa (tahun 2012), dengan anggotanya kurang lebih 100 orang.
Dalam tenggang waktu 25 tahun,  SSpS telah berkembang baik dalam anggota maupun komunitas. Perkembangan ini menjadi kebahagian tersendiri, karena  di tengah perayaan akbar 125 hadirnya Gereja Katolik di Sumba yang dirayakan  pada 20 Oktober 2014, dan dalam rangka perayaan 125 SSpS sejagat, SSpS pun dapat merayakan pesta perak kehadirannya di Pulau Sumba.
Perayaan misa meriah 25 Tahun SSpS hadir dan berkaya di Sumba telah dilaksanakan di Biara SSpS St. Mikael Prailiu -Waingapu Sumba Timur -NTT pada tanggal 10 Juni 2014. Misa dipimpin oleh Yang Mulia Mgr. Gerulfus Kherubim Pareira, SVD Uskup Maumere dan  dihadiri oleh banyak imam, biarawan-biarawati yang berkarya di Sumba. Hadir pula  mitra-mitra kerja awam di Sumba, unsur pemerintah setempat, umat paroki Waingapu  serta utusan-utusan umat dari paroki dan lembaga di mana para suster-suster SSpS berkarya.
Perayaan ini dimeriakan oleh koor dari paroki Wara-Waingapu, siswi-siswi asrama susteran SSpS Prailiu, tarian dari putri-putri cilik stasi Palakahembi/Melolo asuhan Sr. Marselina SSpS, ketua Stasi dan guru agama Palakahembi. Upacara misa mulai tepat pukul 17:00 WITA dan berlangsung sekitar 2 setengah jam. Seusai misa dilanjutkan dengan acara resepsi bersama, yang diisi dengan beberapa acara hiburan kreatif.

Proficiat bagi hidup dan karya para suster SSpS, bagi kehadiran dan pemberian diri, bagi pertumbuhan serta perkembangan gereja lokal keuskupan Weetebula. Salam persaudaraan dalam Allah Trutunggal. “Vivat Deus Unus et Trinus in Cordibus Nostri et In cordibus Hominum”.**  (P. Yosef Banamtuan, SVD)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar