25 TAHUN KARYA MISI SSpS DI SUMBA
Sejarah Singkat SSpS, Visi, Misi dan Spiritualitas
Arnoldus
Janssen adalah seorang imam projo di keuskupan Munster setelah ditabiskan imam, beliau giat dalam
kerasulan doa dan berminat serta tertarik kepada karya misi. Beliau adalah
pendiri tiga Serikat Misi yakni SVD (Societas Vebi Divini) yang didirikan pada tanggal 08 September 1875
di Steyl Belanda, kemudian pada tanggal 08 Desember 1889, Arnoldus
mendirikan SSpS (Congregatio Servarum Spiritus Sancti atau Kongregasi suster-suster Misi
Abdi Roh Kudus. Lalu pada tanggal 08 Desember 1896 Arnoldus mendidrikan serikat
misi yang ketiga yakni SSpS AP
(Congregatio Servarum Spiritus Sancti Adoratione Perpetua) atau Kongregasi
suster-suster Misi Abdi Roh Kudus Penyembahan Abadi.
Adapun tujuan awal dari tiga Tarekat Misi yang
didirikan Arnoldus Janssen ini
ialah, agar Sabda Allah diwartakan kepada semua bangsa khususnya bangsa-bangsa
kafir, lewat cara kerja, spiritualitas dan tujuan dari kongregasi
masing-masing. Visi dan Misi dari tiga Tarekat Misi di atas tercermin dalam
kalimat Latin ini: Vivat Deus Unus et
Trinus in Cordibus Hominum (Hiduplah
Allah Esa dan Tritunggl di dalam hati semua manusia). Ketiga Tarekat Misi
ini memiliki spiritualitas yang sama yakni, Spiritualitas Trinitaris dengan
memuja Allah Bapa, menghormati Allah Putra dan
menyembah Allah Roh Kudus.
SSpS Masuk di Indonesia
Para SSpS masuk menginjakan kakinya di Tanjung
Periok-Jakarta 28 Februasri 1916. Pada tanggal 13 Januari 1917 tiba di Ende dan berlayar terus menuju Sikka-Lela.
Namun perlu diketahui juga bahwa saudaranya SVD sudah mendahului dan tiba di
Lahurus pada tanggal 1 Maret tahun 1913. P. Petrus Noyen, SVD menerima secara
resmi karya misi dari tangan Misionaris Jesuit. Namun saat itu Flores belum
diserahkan pada SVD. Baru pada tanggal 20 Mei 1915 para misionaris Jesuit
menyerahkan misi Flores. Setelah
penyerahan, pusat misi di Lahurus – Timor pindah ke Ndona-Ende dan sejak saat
itu P. Petrus Noyen, SVD berkedudukan di Ndona.
Pada
tanggal 08 Desember 2014, SSpS sejagat akan merayakan Yubelium 125 Tahun berkarya
di dunia. Sedangkan di Indonesia SSpS akan merayakan 95 Tahun kehadiran dan karya
mereka. SSpS Indonesia adalah sebuah kongregasi tarekat misi yang besar, yang
meliputi 5 Provinsi yakni: Provinsi SSpS
Timor yang meliputi seluruh Pulau Timor (Timor Indonesia) dengan pusatnya di
Atambua. Provinsi SSpS Flores Timur, meliputi
Kabupaten Flores Timur, Kabupaten Sikka dan Kabupaten Ngada, Kabupaten Ende serta pulau-pulau
sekitanya yang berpusat di Kewapante. Provinsi SSpS Flores Barat, meliputi
seluruh Manggarai, Pulau Sumba dan Bima, yang pusatnya di Leda-Ruteng. Provinsi
SSpS Jawa yang meliputi Pulau Jawa, Bali, Lombok dan Sumatra yang pusatnya di Surabaya, dan
Provinsi SSpS Kalimantan
yang berpusat di Palangkaraya –
Kalimantan Tengah.
Jumlah
anggota SSpS sedunia per 2014 adalah 4.456 Suster. Sedangkan dari total jumlah anggota
SSpS asal Indonesia ada 120 misionaris SSpS yang berkarya di luar Indonesia.
Khusus Provinsi SSpS Flores Barat, total anggotanya 114 Suster, dari jumlah ini
ada 27 suster yang bekerja di luar negeri. Sedangkan yang bekerja di Sumba 17
Suster.
Karya
Misi SSpS di Indonesia berada di 15 Keuskupan dengan bidang karya pelayanan
yang ditangani antara lain di bidang, Pendidikan (TKK-Perguruan Tinggi), Kesehatan,
Kerasulan Keluarga, Administrasi Perkantoran, Pastoral, Urusan Rumah Tangga di
Lembaga-Lembaga Gereja dan Sosial Kemanusian, Karitatif dan lain-lain.
SSpS di Sumba
SSpS
masuk Sumba, tepatnya di paroki Waingapu pada tanggal 13 Juni 1989. Mereka
datang ke Sumba atas permintaan uskup Weetabula, Mgr. Gerulfus Kherubim
Pareira, SVD (kini Uskup Maumere). Kedatangan para suster SSpS dikhususkan
untuk berkarya di Kabupaten Sumba Timur, sebab pada waktu itu belum ada
suster-suster yang berkarya di sana. Para Misionaris SSpS perdana yang tiba di Sumba Waingapu
yakni Sr. Cristofora, SSpS, Sr. Maryati, SSpS, Sr Mery Bernad, SSpS, Sr. Maria Anjelina SSpS dan Sr. Maria Caritas,SSpS. Mereka diterima resmi
oleh Bapak Uskup, pastor paroki dan Dewan Paroki dan Umat Waingapu di Wara dalam
misa yang mulia.
Pada
awalnya mereka berkarya di bidang pendidikan
dengan membantu mengajar di TKK SD, SMP dan SMA Anda Luri. Mereka juga berkarya
di bidang kerasulan keluarga, litugi gereja dan di bidang pewartaan-katekese.
Kini
di usianya yang ke 25 - Pesta Peraknya, SSpS Sumba telah berkembang baik dalam
rumah-rumah komunitas, maupun pertambahan jumlah anggota komunitas juga atas
dasar kesaksian hidup, akhirnya muncul banyak panggilan menjadi suster-suster SSpS. Data
per-01 Juni 2014 menunjukkan bahwa terdapat lima komunitas SSpS di Keuskupan
Weetebula. Dengan jumlah anggota sebanyak 17 Suster.
Komunitas-komunitas
antara lain: Komunitas SSpS St. Mikael Prailiu
- Wara, Waingapu (1989), yang
beranggotakan 5 Suster. Komunitas SSps Santa Maria Ratu Semesta Alam, Lewa-Sumba Timur (1991)
yang beranggotakan 4 Suster. Komunitas SSpS St. Paulus Ngalu-Sumba Timur (1996), yang
beranggotakan 3 Suster. Komunitas SSpS St. Yosef Freinademetz
Palakahembi/Melolo Sumba Timur (2004), yang berangotakan 3 Suster).
Komunitas SSpS Beata Yosefa Weetebula (2008), yang beranggotakan 4 Suster.
Selain itu, telah terbentuk dua persaudaraan Misionaris Roh Kudus yang terdapat
di Palakahembi dan Lewa (tahun
2012), dengan anggotanya kurang
lebih 100 orang.
Dalam
tenggang waktu 25
tahun, SSpS telah berkembang baik dalam
anggota maupun komunitas. Perkembangan ini menjadi kebahagian tersendiri,
karena di tengah perayaan akbar 125
hadirnya Gereja Katolik di Sumba yang dirayakan pada
20 Oktober 2014, dan dalam
rangka perayaan 125
SSpS sejagat, SSpS pun dapat
merayakan pesta perak kehadirannya di Pulau Sumba.
Perayaan
misa meriah 25 Tahun SSpS
hadir dan berkaya di Sumba telah dilaksanakan di Biara SSpS St. Mikael Prailiu -Waingapu Sumba Timur -NTT pada tanggal 10
Juni 2014. Misa dipimpin oleh Yang Mulia Mgr. Gerulfus Kherubim Pareira, SVD
Uskup Maumere dan dihadiri oleh banyak imam, biarawan-biarawati
yang berkarya di Sumba. Hadir pula mitra-mitra kerja awam di Sumba, unsur pemerintah setempat, umat
paroki Waingapu serta utusan-utusan
umat dari paroki dan lembaga di mana para suster-suster SSpS berkarya.
Perayaan
ini dimeriakan oleh koor dari paroki Wara-Waingapu, siswi-siswi asrama susteran
SSpS Prailiu, tarian dari putri-putri cilik stasi Palakahembi/Melolo asuhan Sr.
Marselina SSpS, ketua Stasi dan guru agama Palakahembi. Upacara misa mulai
tepat pukul 17:00 WITA dan berlangsung sekitar 2 setengah jam. Seusai misa
dilanjutkan dengan acara resepsi bersama,
yang diisi dengan beberapa acara hiburan kreatif.
Proficiat
bagi hidup dan karya para suster SSpS, bagi kehadiran dan pemberian diri, bagi
pertumbuhan serta perkembangan gereja lokal keuskupan Weetebula. Salam
persaudaraan dalam Allah Trutunggal. “Vivat Deus Unus et Trinus in Cordibus Nostri
et In cordibus Hominum”.** (P. Yosef Banamtuan, SVD)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar